Hilang Dan Hampa

Posted: September 14, 2011 in Cerpen

Ada yang tiba-tiba serasa hilang dari apa yang ada di dalam hati.

“Ren, cepat pulang, Nak. Mama tunggu di rumah”

Sebuah ruang yang tiba-tiba menjadi kosong, ruang yang dulu sempat terisi oleh sosok orang yang dicintai. Ruang itu senantiasa masih sama, selama kita masih bisa mendapatkan sosok dirinya. Walau hanya sekedar suara, atau hanya berwujud dalam tulisan. Dia masih tetap ada dalam ruang itu.

“Ingat pesan papa, selesaikan studimu itu. Jangan kau jalani semua itu dengan niat yang tidak sungguh-sungguh! Anak papa harus sukses!”

Baca entri selengkapnya »

Perempuan-perempuan..

Posted: Agustus 24, 2011 in Cerpen

Waktu tugasku telah selesai. Pagi hampir tiba. Dingin semakin terasa menusuk tubuh ini dan aku gelisah di dalam kamar, yang tadi sempat ramai oleh dengus nafsu para lelaki hidung belang itu. Bahkan keringat dan bau tubuh mereka masih menempel di kain sprei ini. Tapi aku sudah terlalu terbiasa…

Aku rebahkan tubuh diatas ranjang dalam kegelisahan yang  berbeda dari biasanya. Sebelumnya, aku selalu gelisah antara ketakutan diriku akan  dosa dan juga Tuhan. Kegelisahan yang selalu tentang diriku yang merasa kotor dan hina sebagai mahluk Tuhan. Tapi pagi ini, kegelisahanku tiba-tiba menjadi tak sama. Ada yang mengganggu pikiranku tadi. Baca entri selengkapnya »

Menukar Kehidupan

Posted: Agustus 19, 2011 in Cerpen

Aku tidak tahu lagi apa yang aku rasa saat ini. Setelah hampir sepuluh tahun lebih membina rumah tangga dengan Keysha, kehidupan kami masih saja berada dalam harapan menunggu datangnya buah hati. Seorang anak yang mungkin bisa membuat kehidupan kami lebih ramai dan sempurna, jauh dari rasa sepi seperti yang kami rasakan selama ini. Tapi bukan berarti kehidupan kami berdua tidak bahagia, hanya saja kami berdua masih tetap merasa ada sesuatu yang kurang dalam kebahagiaan itu. Baca entri selengkapnya »

Menculik Matahari

Posted: Agustus 13, 2011 in Cerpen

Pagi kemarin aku telah berhasil merubah warna langit menjadi hitam sama sekali. Teduh. Tidak ada terik matahari yang biasa membakar kulit ini, membuatku merasakan lemas seharian dengan keringat dan peluh yang membasahi sekujur tubuh. Hal itu terjadi, ketika aku memutuskan untuk bangun pagi-pagi sekali tepat pada saat adzan subuh mulai terdengar. Dengan tergesa-gesa aku lari untuk bisa sampai di puncak gunung. Dan pada saat matahari baru saja akan menampakan diri, sebelah matanya aku colok dengan jariku sampai ia mengaduh kesakitan. Lalu jatuh merebah sambil berguling-guling menahan perih. Dengan segera aku ikat tubuhnya dengan menggunakan rantai dan menggemboknya. Hahaha.. betapa senangnya hatiku saat itu. Baca entri selengkapnya »

Pangeran Kubil dan Istana Janji

Posted: Juli 29, 2011 in Cerpen

Tidak ada seorang pun yang akan tahu rencana Tuhan, apa yg Tuhan kehendaki atas dunia dan kehidupan ini, atas diri kita sebagai manusia. Perkenalkan namaku Anto Kubil, seorang laki-laki yang lahir dari rahim seorang Ibu yang seorang pelacur. Aku tercipta dari benih seorang laki-laki yang Ibu sendiri tak tahu pasti, dari lelaki yang mana benihku ini berasal.

Aku terbiasa dipanggil Kubil, walaupun sebenarnya nama pemberian Ibunda tercinta adalah Yanto Priyanto, nama dengan pengulangan kata “anto”, yang ketika ku tanyakan hal itu kepada Ibu mengapa seperti itu, ibu hanya menggelengkan kepalanya. Ya, itu mungkin karena Ibu sudah terbiasa dengan kata pengulangan yang dipengaruhi oleh pekerjaan Ibu dulu. Yang selalu berulang-ulang disetiap semalam melayani para lelaki hidung belang, lagi dan lagi Baca entri selengkapnya »

Anakku, Anak Yang Istimewa

Posted: Juli 27, 2011 in Cerpen

Akh, tatapan mata itu lagi. Mengapa mereka selalu melepas tatapan mata seperti itu, seolah mereka benar-benar perduli. Tidak, mereka tengah mentertawakan diriku saat ini. Menyalahkan semua hal yang terjadi pada anakku adalah karena kesalahan diriku. Sudahlah! Janganlah kau perdulikan kami. Tidak perlu kau berpura-pura merasa iba, tapi sebenarnya kau tidak menginginkan aku dan anakku berada di dekat kalian.

“Stop! kiri depan, Bang!” teriakku kepada supir angkot yang aku naiki . Dan tak lama kemudian angkot itupun berhenti. Bergegas aku turut sambil menyeret Rangga, anakku. Aku ingin segera  pergi menghindari tatapan mata itu. Tidak bisakah mereka untuk tidak memperdulikan kami?! Saat aku membayar angkot ini, seorang lelaki muda yang duduk dikursi depan, di samping supir pun, melepas pandangan yang sama kepada anakku. Ingin rasanya aku mencabik-cabik wajah pemuda itu.

Baca entri selengkapnya »

Satu Kesalahan

Posted: Juli 13, 2011 in Cerpen

Satu kesalahan, yang berlanjut dengan kesalahan yang lain. Dan kemudian akan aku bawa melewati hari-hari berikutnya dengan kesalahan-kesalahan yang baru. Ya, ini memang salahku. Semua salahku.

Kesalahan yang kulakukan ketika aku merasa bahwa Cinta itu indah. Keindahan yang membutakan mata, hati dan logika. Tapi kemudian dengan perlahan membunuhku, membuat diri ini merasa sebagai perempuan paling tolol sedunia; merasa paling hina dan tak berarti; melemparku ke dalam timbunan sampah manusia. Baca entri selengkapnya »

4 Tuhan + 1

Posted: Juli 12, 2011 in Cerpen

Setelah imam meletakan sarung, sajadah dan peci selepas pulang dari mesjid menunaikan sholat magrib berjamaah, imam menghampiri bapaknya.

“Pak, kenap kita sholat di mesjid  dan bukan di gereja, kuil atau Pura? Seperti Kristian, Wayan dan Acong?,” tanya Imam pada Bapaknya.

“Lho, tumben nanya seperti itu?” Bapak balik bertanya.

“Pengen tau aja..”

“Hmm, itu karena agama dan keyakinan kita berbeda. Dan Tuhan yang kita sembah juga berbeda,Nak” Bapak mencoba menjelaskan. Udin hanya diam mendengar penjelasan bapaknya. Meski masih ada yang mengganggu pikirannya. Baca entri selengkapnya »

Nyanyian Hening

Posted: Juli 11, 2011 in Puisi

Nyanyian hening. Aku dendangkan di sudut gelap malam, sendiri. Tanpa cahaya, tanpa warna pelangi. Hanya ada aku dan kensunyian yang bisu. Dimana hitam menjadi dewa, yang menciptakan bait-bait indah. Dan sementara aku berdiri dalam kesepian, dimana cinta datang lalu pergi. Meninggalkan perih dalam hati bersama rindu yang menyesakan dada. Aku sendiri dan masih aku sendiri.

Ketegaran bukan tentang waktu hari ini, dia melayang-layang di cakrawala hidup. Menanti jiwaku untuk segera kembali. Baca entri selengkapnya »

CINTA DALAM RINDU-RINDU

Posted: Juli 10, 2011 in Cerpen, Puisi
Tag:,

Seperti rindu ini kepadamu, seperti itu pula malam terlewatkan dalam sepi dan sendiri. Aku mengejar dirimu dalam bayang-bayang, aku berlari dengan semua imaji diri. Mencari senyummu, wangi tubuhmu, harum nafasmu, manis senyum dibibirmu, indah gelak tawamu. Sosok hantu dirimu yang ingin aku tangkap di setiap sunyi ini. Menggugat hati dalam rindu. Dimana kamu?

Cinta berjarak, entah dalam jarak ribuan kilo meter, atau dalam jarak ruang dan waktu yang berbeda. Membuat cinta adalah nyanyian rindu-rindu. Dendang seorang pengelana yang kesepian. Rintihan seorang anak mengharap disusui ibunya. Dia adalah pencarian bagi jiwa ini. Dia adalah kehilangan yang tak pernah cukup dipertemukan. Dia adalah rindu dan hanya rindu. Cinta dalam rindu-rindu.. Baca entri selengkapnya »